Sejarah Hari Ini (6 Mei 1937) : Jatuhnya Balon Udara Hindenburg
Pada tanggal 6 Mei 1937, Balon Udara Hindenburg buatan NAZI Jerman jatuh dan terbakar di New Jersey, Amerika Serikat. Balon udara yang merupakan simbol kehebatan teknologi NAZI ini terbakar saat sedang melakukan proses pendaratan dan docking di Lapangan Udara Militer Angkatan Laut Amerika, Lakehurst Maxfield. Kecelakaan ini menyebabkan 35 orang tewas, yaitu kru dan penumpang balon udara, ditambah beberapa korban lagi di darat.
Balon udara yang diberi nama dari Mantan Presiden Jerman Paul von Hindenburg ini berangkat dari Frankfurt, Jerman pada tanggal 3 Mei 1937. Ini merupakan perjalanan kedua bagi Hindenburg setelah pada awal Maret melakukan perjalanan ke Rio De Janeiro, Brazil, dan merupakan pemberangkatan pertama dari 10 perjalanan bolak-balik antara Jerman-Amerika.
Pada saat akan mendarat di New Jersey pada 6 Mei 1937, Hindenburg sempat tertahan beberapa kali disebabkan oleh cuaca yang buruk. Pada pukul 7 p.m. waktu setempat, Hindenburg melakukan pendekatan terakhir sebelum mendarat. Setelah melakukan berbagai manuver karena cuaca yang buruk, pada 7.21 p.m. Hindenburg menurunkan tali untuk diikat oleh kru di darat. Namun tidak lama berselang, saksi mata mulai melihat api yang muncul di bagian ekor balon. Api dengan cepat menyebar dan membuat Hindenburg jatuh dengan posisi hidung diatas. Saksi mata memberikan keterangan bahwa cepatnya lalapan api menyebar hingga jatuhnya Hindenburg berkisar 32 - 37 detik. Addison Bain dari NASA melakukan perhitungan analisis yang menyatakan bahwa dengan kecepatan rata-rata penyebaran api sebesar 15 m/s, maka waktu total kehancuran adalah selama 16 detik.
Proses investigasi untuk menemukan penyebab insiden inipun dilakukan kedua negara. Hipotesis yang paling kuat bagi penyebab insiden ini adalah terjadinya ledakan disebabkan oleh listrik statis yang membakar gas hidrogen yang bocor. Kebocoran gas hidrogen ini dianalisa disebabkan oleh robeknya tangki gas karena adanya jalinan baja yang putus dan merobek tangki tersebut. Sementara listrik statis berasal dari muatan listrik yang terjadi pada kain penutup dari Hindenburg akibat interaksinya dengan alam. Listrik statis ini menyulut gas hidrogen yang mudah terbakar, lalu menyebabkan terjadinya ledakan. Api hasil ledakan ini membakar kain penutup lainnya dan juga tangki lainnya, menyebabkan terjadinya reaksi berantai yang membuat proses terbakarnya sangat cepat.
Namun analisis lain diberikan oleh Greg Feith, seorang analis kecelakaan pesawat dari US National Transportation and Safety Board. Ia menyebutkan dalam sebuah film dokumenter tahun 2001 berjudul Hindenburg Disaster : Probable Cause bahwa penyebab terbakarnya gas hidrogen itu bukan listrik statis, melainkan panas dari mesin diesel yang menggerakkan turbin baling-baling Hindenburg.
Comments
Post a Comment