Sejarah Hari Ini (17 Ramadhan 2 H) : Perang Badar al-Kubra, Perang Besar Pertama Kaum Muslimin


Pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah, kaum muslimin menghadapi perang besar pertamanya melawan kekuatan Kaum Kafir Quraisy. 314 kaum muslimin hasil "koalisi" Muhajirin dan Anshar menghadapi sekitar 1000 pasukan musuh. Pertempuran ini dinamakan Badar (atau Badr) karena terjadi di sebuah wilayah/desa bernama Badr, sekitar 148 Km dari Madinah.

Dalam sebuah kajiannya, Ust. Agung Waspodo seorang pakar sejarah mengatakan, pada awalnya tujuan kaum muslimin berangkat ke Badr adalah untuk menghadang dan "mengambil kembali hak mereka" dari rombongan dagang Abu Sufyan (saat itu belum masuk islam) yang dalam perjalanan pulang ke Mekah. Abu Sufyan yang mencium adanya gelagat tersebut, mengambil jalan lain untuk pulang dan mengutus seorang utusan ke Mekah untuk memberitahu Kafir Quraisy bahwa Muhammad dan sahabatnya akan menghadang rombongan mereka. Mereka lalu menyiapkan pasukan dan berpaling menuju Badr. Pada saat yang sama, rombongan kaum muslimin tidak mengetahui bahwa rombongan Abu Sufyan telah mengambil jalan lain, sehingga mereka bertemulah dengan pasukan Kafir Quraisy. InsyaAllah pada kesempatan lain, admin akan mencoba membahas bagaimana alur sebenarnya perang badar ini.

Peperangan ini juga dicatat dalam Al-qur'an, tepatnya di Surat Al-Anfal. Dan pada peperangan ini juga, Allah swt tepati janjiNya kepada kekasihNya. Ia turunkan bala bantuan yang tidak terlihat, yaitu Malaikat-malaikat Allah. Saking dahsyatnya peperangan ini sampai-sampai iblis pun lari dari pertempuran ini.

Hasil akhir perang ini diluar dugaan. Kemenangan diraih oleh kaum muslimin, seraya membuktikan bahwa Allah tidak akan meninggalkan kekasihNya. 14 orang syahid dari kaum muslimin, sedangkan 70 orang Kafir Quraisy menemui ajalnya, termasuk pimpinan mereka yaitu Abu Jahal, Umayyah bin Khalaf, dan Utbah bin Rabi'ah dan anaknya, Syaibah bin Rabi'ah. Kemenangan kaum muslimin ini sungguh menjadi pukulan telak bagi Kafir Quraisy, karena selain mereka kehilangan pimpinan-pimpinan mereka, mereka juga mendapat pelajaran bahwa pasukan Muhammad saw tidak bisa diremehkan lagi. Dendam menyembur dari dada-dada mereka hingga mereka bisa menumpahkannya kelak pada Perang Uhud.

Pada saat ini jugalah, Rasulullah saw melantunkan do'a yang sempat menjadi buah bibir pada saat aksi 212 pada 21 Februari 2019 lalu. Dalam kitab siroh nabawiyah berjudul "Rahiiq al-Makhtum" yang dikarang oleh Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury halaman 285, Rasulullah saw saat itu berdoa:

"Ya Allah, penuhilah bagiku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, sesungguhnya aku mengingatkanMu akan sumpah dan janjiMu."

"Ya Allah, jika pasukan ini hancur pada hari ini, tentu Engkau tidak akan disembah lagi ya Allah, kecuali jika memang Engkau menghendaki untuk tidak disembah selamanya setelah hari ini."

InsyaAllah, admin akan coba membahas tentang do'a ini pada kesempatan berikutnya. Wallahul Musta'an.

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Pohon Dalam Sejarah

Meluruskan Tentang Hadits "Huru Hara 15 Ramadhan"